Minggu, 14 September 2014

AKU
*) inilah adanya

Adalah aku jasad yang menjilma bangkai puisi
Berserakan dipelataran rumah penyair
Kosa kata hanya sebatas mantera gaib yang muksa
Terhempas bayu kemunafikan pada takdir

Adalah jiwa yang terbujur dalam kubangan waktu
Berselimut dosa pada gigil masa silam
Bertabur aroma nista dalam angkuh langkah zaman
Mencipta elegi kubur sunyi di gelap bawana paling asing

Adalah sanubari yang karam di danau harapan
Menggelepar ingatan, tercabik asmara liar
Birahi terjerat rantai waktu
Sunyi narasi dari doa-doa pelacur kata
Hingga aku terkubur dalam liang dzikirmu

: aku jiwa yang menjilma bangkai puisi.

Benk, 6 Agustus 2014
(kidul argo gamping)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar