DUA MALAM BERSAMAMU
kunikmati alurmu, kusut dan gelisah
sepi menambah kemurkaan
jalan berlubang bukan impian
requiem melayang-layang
mengitari ubun-ubun para pemoles
gelap malam.
senyum sesekali tersungging
mamaksa langkah
mengusung harapan pada peristiwa
kecemasan simbul kasih dan sayang
yang terlanjur menggurat
pada rautmu dan wajah malam
kau rebahkan gelisahmu
walau sejenak
telah ku temukan relief-relief
dalam rimba-rimba kesunyian malam
tikar yang menafsirkan air matamu
jaket basah selimut anganmu
doa-doa tak akan putus mengalir
dari bibirmu -untuk dia yang diharapkan-
di malam ini
saatnya kita memahami raut sendiri
kocar-kacir dalam kaca pintu ICCU,
jalan-jalan kota, lampu stopan,
slogan-slogan, bahkan lantai lobi rumah sakit
:-menangislah nimas, lepaskan penatmu
rebahkan gelisahmu
akau selalu memelukmu, mendekapmu dan
mengeja abjad-abjad namamu dalam doaku.
Konk : Solo-Sukoharjo, Januari 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar