PERSEMBUNYIAN
(lorong tiada ujung)
Arus itu menjeratku hingga aorta berhenti mengalirkan cerita purba
Meminangku dengan segala perjamuan erotika syahwat
Memabukkan selaksa nektar dengan secuil asa
Lantas, gontai menapaki laju matahari
Hingga aku terkurung di rimba-rimba
puisi
Raut pun terberai berceceran di
semak
Yang rantingnya menukik menuju
kebakaan
Lorong pekat mengaung memecah
cakrawala jingga
Menusuk muka langit dengan onak di
bokongnya
Menjilati jejak sunyi di setapak
jalan menuju firdaus
Aku, sangat kerasan menimang elegi
Membuatnya terlena, seperti arus itu
Saat menjeratku dalam lorong tanpa
ujung
Gelapnya simbol keangkuhan kata
Bukan hanya sekedar majas ataupun
simfoni keramat
:- dan, lihatlah dengan mata ularmu
!
Di lorong gelap inilah aku
bermeditasi
Mencari arah angin
Tanpa bau perempuan bermuka ular
4 Maret 2041
Tidak ada komentar:
Posting Komentar