Kamis, 13 Maret 2014

PERSEMBUNYIAN

PERSEMBUNYIAN
(lorong tiada ujung)

Arus itu menjeratku hingga aorta berhenti mengalirkan cerita purba
Meminangku dengan segala perjamuan erotika syahwat
Memabukkan selaksa nektar dengan secuil asa
Lantas, gontai menapaki laju matahari
Hingga aku terkurung di rimba-rimba puisi
Raut pun terberai berceceran di semak
Yang rantingnya menukik menuju kebakaan

Lorong pekat mengaung memecah cakrawala jingga
Menusuk muka langit dengan onak di bokongnya
Menjilati jejak sunyi di setapak jalan menuju firdaus

Aku, sangat kerasan menimang elegi
Membuatnya terlena, seperti arus itu
Saat menjeratku dalam lorong tanpa ujung
Gelapnya simbol keangkuhan kata
Bukan hanya sekedar majas ataupun simfoni keramat

:- dan, lihatlah dengan mata ularmu !
Di lorong gelap inilah aku bermeditasi
Mencari arah angin
Tanpa bau perempuan bermuka ular


4 Maret 2041

Tidak ada komentar:

Posting Komentar