KEPADA AIR
(belajar mencaci diri sendiri)
sampai kapan kita bisa mengurai sebuah makna
yang mendadak menjadi angker
di saat kita terluka dan gontai
sampai kapan kita mampu mengitung dosa dan cinta
saat kita sadar akan ajal dan muksa
selaksa irama air yang menetes dari langit
mencipta wajah-wajah kita
polos dan dungu
namun mampu menterjemahkan bahasa cinta
kepada kasih bunda yang tak akan pernah muksa
:- bukankah kita tercipta dari peperangan ?
lantas menjadi sajak-sajak air
sanggup mengubah warna cakrawala seperti bah
yang menenggelamkan segala tunas mimipi
ataupun memberi kehidupan di bawana raya
sampai kapan kita terkutuk oleh ambisi diri
hingga pewaris menggoreskan prasasti di kubur sunyi
Beng, Peb 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar