DALAM MALAMMU
Dalam malamu aku terhunus
oleh waktu yang meruncing
menusuk muka langit hingga
cakrawala pecah berkeping
menyebar di setiap sudut
waktu
lantas menjadikannya
keheningan yang baka
Dalam malammu aku tersesat
menyibak rimba belukar
merabahi jejak yang
bunting oleh peradaban
menggores kening sendiri
dengan tinda darah
bernama “kesunyian”
Dalam malammu aku berdansa
selaksa simfoni alam
mengalun meronta
menawarkan firdaus dalam
segelas vodca
konon ini pesta para “bar-bar”
di pertengahan abad
Dalam malammu aku menerka
arah angin
lantas aku mengeja adjad
mantra purba
simbol kubur sunyi, tanpa
mozaik percintaan
Dalam malammu aku
tertunduk
mencium tanah rengkah
dan menafsirkan “aku akan
kembali”
Konk, -Desember 2012-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar