Minggu, 09 Desember 2012

puisi DALAM MALAMMU



DALAM MALAMMU

Dalam malamu aku terhunus
oleh waktu yang meruncing
menusuk muka langit hingga cakrawala pecah berkeping
menyebar di setiap sudut waktu
lantas menjadikannya keheningan yang baka

Dalam malammu aku tersesat
menyibak rimba belukar
merabahi jejak yang bunting oleh peradaban
menggores kening sendiri dengan tinda darah
bernama “kesunyian

Dalam malammu aku berdansa
selaksa simfoni alam mengalun meronta
menawarkan firdaus dalam segelas vodca
konon ini pesta para “bar-bar” di pertengahan abad

Dalam malammu aku menerka arah angin
lantas aku mengeja adjad mantra purba
simbol kubur sunyi, tanpa mozaik percintaan

Dalam malammu aku tertunduk
mencium tanah rengkah
dan menafsirkan “aku akan kembali


Konk, -Desember 2012-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar